NAMA : NICOLAS TEAH BATARA REMPIL
NIM: G1F114041
SEJARAH
PENEMUAN DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI AKUSTIK
Sejarah akustik
Akustik merupakan
teori yang membahas tentang gelombang suara dan perambatannya dalam suatu
medium. Sedangkann akustik kelautan adalah teori yang membahas tentang
gelombang suara dan perambantannya dalam suatu medium air laut. Akustik kelautan
merupakan satu bidang kelautan yang umendeteksi target di kolom perairan
dan dasar perairan dengan menggunakan suara sebagai mediannya. Studi kelautan
dengan menggunakan akustik sangat m embantu peneliti untuk mengetahui objek
yang berada di kolom dan dasar perairan. Objek ini dapat berupa plankton, ikan,
jenis subtrat maupun kandungan minyak yang berada di bawah dasar perairan.
Sejarah
perkembangan akustik kelautan dimulai sekitar tahun 1490 berasal dari
catatan harian Leonardo da vinci yang menuliskan :
“Dengan menempatkan ujung pipa yang panjang didalam laut dan ujung lainnya di
telinga anda, dapat mendengarkan kapal-kapal laut dari kejauhan”. Ini
mengindikasikan bahwa suara dapat berpropagasi di dalam air. Ini yang
disebutkan dengan Sonar pasif ( passive Sonar) karena kita
hanya mendengar suara yang ada. Pada abad ke 19, Jacques and Pierre Currie
menemukan piezoelectricity, sejenis kristal yang dapat membangkitkan arus
listrik jika kristal tersebut ditekan, atau jika sebaliknya jika kristal tersebut
dialiri arus listrik mak kristal akan mengalami tekanan yang akan menimbulkan
perubahan tekanan di permukaan kristal yang bersentuhan dengan air.
Selanjutnya signal suara akan berpropagansi didalam air. Ini yang
selanjutnya disebut dengan Sonar Aktif( Active Sonar).
Perkembangan akustik yang sangat pesat pada saat Perang Dunia
pertama terutama digunakan untuk pendeteksian kapal-kapal selam yang ada
dibawah laut. Pendeteksian ini menggunakan 12 hydrophone (yang setara
dengan microphone untuk penggunaan didarat) yang diletakan memanjang di bawah
kapal laut untuk mendengarkan sinyal suara yang berasal dari kapal selam.
Setelah Perang Dunia I, perkembangan akustik kelautan cenderung stgnan ini
dikarenakan pada saat itu belum adanya perkembangan lebih lanjut dan
penggunakan akustik kelautan lebih difokuskan untuk keperluan militer. Pada
saat Perang Dunia di mulai penggunakaan akustik kembali berkembang dengan
pesat. Penggunaan torpedo yang menggunakan sinyal akustik untuk mencari kapal
musuh adalah penemuan yang hebat pada jaman itu.
Setelah selesainya Perang Dunia II, akustik
tidak hanya digunakan untuk keperluan militer saja, tetapi akustik banyak
digunakan untuk keperluan non-militer diantaranya mempelajari proses
perambatan suara didalam medium air; penelitian sifat-sifat akustik dari air
dan benda-benda bawah air; pengamatan benda-benda dari echo yang mereka
hasilkan; pendeteksian sumber-sumber suara bawah air; komunikasi dan penetapan
posisi dengan alat akustik bawah air.
Pada dekade tahun tujuh puluhan barulah secara intensif
diterapkan dalam pendeteksian dan pendugaan stok ikan, yakni dengan
dikembangkannya analog echo-integrator dan echo
counter. Perkembangan yang menyolok ini tidak hanya di Inggris tetapi
juga di Norwegia, Amerika, Jepang, Jerman dan sebagainya.
Kemudian setelah diketemukan digital echo integrator
dual beam acoustic system, split beam acoustic system, quasy ideal beam system dan
aneka echo processor canggih lainnya, barulah ketelitian dan
ketepatan pendugaan stock ikan dapat ditingkatkan sehingga akhir-akhir ini
peralatan akustik menjadi peralatan standar dalam pendugaan stock ikan dan
manajemen sumberdaya perikanan.
Pemahaman
fisik proses akustik maju cepat selama dan setelah Revolusi Ilmiah. Terutama Galileo Galilei (1564-1642), tetapi juga
Marin Mersenne (1588-1648) mandiri,
menemukan hukum lengkap bergetar string (menyelesaikan ilmu Pythagoras dan
mulai 2000 tahun sebelumnya). Galileo menulis gelombang yang dihasilkan oleh
getaran dari tubuh yang nyaring, dan menyebar melalui udara, yang di bawa ke
tympanum dari telinga stimulus yang menafsirkan pikiran sebagai suara. Sebuah
pernyataan yang luar biasa yang menunjuk awal fisiologis dan psikologis akustik.
Pengukuran eksperimental dari kecepatan suara di udara telah dilakukan berhasil
antara tahun 1630-1680 oleh sejumlah peneliti dan yang paling menonjol
Mersenne. Sementara itu Newton
(1642-1727) meneliti yang hubungan untuk kecepatan gelombang dalam zat padat
landasan akustik fisik ( Principia, 1687).
Pada
abad ke-18 melihat kemajuan besar dalam akustik para matematikawan menerapkan
teknik baru kalkulus untuk menguraikan teori-teori propagasi gelombang suara.
Pada abad ke-19 tokoh utama akustik matematika Helmholtz dari Jerman, mengkonsolidasi bidang akustik fisiologis,
dan Rayleigh dari Inggris, yang
menggabungkan pengetahuan sebelumnya dengan penelitianya sendiri ke lapangan
dalam karya monumental-nya "Teori Sound ". Pada abad ke-19 juga, Wheatstone, Ohm, dan Henry mengembangkan analogi antara
listrik dan akustik. Abad ke-20 melihat perkembangan aplikasi teknologi semakin
tumbuh pesat. Aplikasi tersebut pertama kali di aplikasikan melalui pekerjaan
Sabine's ground breaking dalam akustik arsitektur, diikuti Underwater akustik
digunakan untuk mendeteksi kapal selam pada Perang Dunia pertama. Rekaman suara
dan telepon memainkan peranan penting dalam transformasi global masyarakat.
Acoustic
System mulai dikenal dan populer dengan istilah SONAR (sound navigation and
ranging). ASDIC‘Allied Submarine Detection Investigation Committee‘
pada masa Perang Dunia I (PD I). Lalu Acoustic System mulai dikembangkan oleh
Inggris pada masa pra-Perang Dunia II (PD II) dengan membuat ASDIC (Anti
Sub-marine Detection Investigation Committee) yang terbukti sangat berguna
bagi. Angkatan Laut Negara-negara Sekutu pada PD II. Setelah PD II berakhir,
penggunaan akustik semakin berkembang luas untuk tujuan damai dan ilmiah,
antara lain digunakan untuk; mempelajari proses perambatan suara pada medium
air, penelitian sifat-sifat akustik dan benda-benda yang terdapat pada suatu
perairan, komunikasi dan penentuan posisi di kolom perairan. Selanjutnya
perkembangan akustik semakin pesat pada awal dekade 70-an karena telah ditemukan
Echo Integrator yang dapat menghasilkan nilai absolut untuk pendugaan dan
estimasi bawah air.
Ruang Lingkup
Akustik Kelautan
a.
Militer
Alat
akustik digunakan untuk kegiatan militer dan sangat canggih untuk saat ini.
Negara Amerika telah mengembangkan akustik dan menghasilkan suatu Akustik
Perangkat Long Range (LRAD), perangkat jarak jauh yang berasal dan peringatan
beam yang diarahkan akustik. LRAD dikembangkan untuk berkomunikasi pada rentang
operasional dengan kewenangan dan unggul dalam tinggi kebisingan pada
lingkungan ambient. LRAD dirancang untuk komunikasi di 300 meter
diatas tanah dan 500 + meter di atas air, LRAD juga dapat mengeluarkan nada
peringatan
b.
Biologi Kelautan
Suatu
kajian Pengetahuan dalam menentukan jenis spesies, tingkah laku ikan serta
lainnya.
c.
Perkapalan
Perancangan
alat tangkap berbasis akustik agar hasil tangkapan maksimal dan tidak tepat
sasaran, karena dengan akustik dapat dideteksi kumpulan suatu ikan.
d.
Pemetaan
Data
dari pengukuran kedalaman dengan alat akustik nantinya dapat dijadikan suatu
peta dasar laut.
e.
Oseanografi kelautan
Suatu
kajian Pengetahuan yang mempelajari tentang sifat-sifat laut, baik dalam
kimia, fisik, maupun bio-geo dan hal – hal yang bersifat kelautan lainnya
menggunakan suatu alat akustik.
f.
Industri
Penentuan
lokasi yang sesuai dengan metode pendeteksian dasar laut dan menganalisis
dampak yang akan terjadi jika industri tersebut dibangun didaerah tersebut.
Metode akustik
Metode akustik merupakan proses-proses pendeteksian
target di laut dengan mempertimbangkan proses-proses perambatan
suara, karakteristik suara (frekuensi, pulsa, intensitas), faktor
lingkungan / medium, kondisi target dan lainnya. Aplikasi metode ini
dibagi menjadi 2, yaitu sistem akustik pasif dan sistem akustik
aktif. Salah satu aplikasi dari sistem aplikasi aktif yaitu Sonar yang
digunakan untuk penentuan batimetri. Sonar (Sound Navigation And
Ranging) berupa sinyal akustik yang diemisikan dan refleksi yang
diterima dari objek dalam air (seperti ikan atau kapal selam) atau dari
dasar laut. Bila gelombang akustik bergerak vertikal ke dasar laut dan kembali,
waktu yang diperlukan digunakan untuk mengukur kedalaman air, jika c juga
diketahui (dari pengukuran langsung atau dari data temperatur, salinitas
dan tekanan). Ini adalah prinsip echo-sounder yang
sekarang umum digunakan oleh kapal-kapal sebagai bantuan navigasi. Echo-sounder komersil
mempunyai lebar sinar 30-45o vertikal tetapi
untuk aplikasi khusus (seperti pelacakan ikan atau kapal selam atau studi
lanjut dasarlaut) lebar sinar yang digunakan kurang 5o dan
arahnya dapat divariasikan. Walaupun menunjukkan pengaruh temperatur,
salinitas dan tekanan pada laju bunyi dalam air laut (1500 ms-1)
relatif kecil dan sedikit perubahan pada c dapat menyebabkan
kesalahan pengukuran kedalaman dan kesalahan sudut akanmenambah keburukan
resolusi.
Metode akustik yang dipergunakan untuk mengeksplorasikan
sumberdaya hayati laut mempunyai keunggulan komparatif yakni berkecepatan
tinggi (great speed), estimasi stok ikan secara langsung (direct
estimation) karena tidak tergantung dari statistik perikanan atau
percobaan tagging, memungkinkan memperoleh dan memproses data
secara real time, tepat, dan akurat, tidak berbahaya atau merusak
bagi si pemakai alat maupun target atau obyek survei dan dilakukan dengan jarak
jauh (remote sensing), serta dapat dipakai jika dengan metode lain tidak
bisa atau tidak mungkin dilakukan.
Untuk
mempermudah kita dalam mendapatkan informasi tentang sekumpulan ikan, estimasi
ikan dan zooplankton, kita dapat menggunakan software echoview. Echoview adalah software yang
tersedia untuk pengolahan data dari echosounder dan sonar dansoftware ini
merupakan salah satu aplikasi akustik perikanan.Echoview dikembangkan
dan didukung oleh staf Myriax Softwaredi Hobart,
Australia. Myriax Software adalah anak perusahaan yang
dimiliki sepenuhnya oleh Myriax Pty Ltd, bermarkas di Tasmania
dan memiliki kantor di San Diego, California, dan Shimonoseki, Jepang. Echoview didirikan
pada tahun 1995 dan merupakan produk software unggulan Myriax.
Aplikasi alat ini sangat beragam dan
mencakup:
- Bathymetrik (hidrografi) mengamati dan membuat peta navigasi
- Klasifikasi tipe bawah untuk deskripsi habitat dalam studi ekosistem biologis
- Pemantauan struktur terendam untuk pemeliharaan proyek-proyek teknik sipil
- Menghitung dan pelacakan ikan untuk perikanan dan tujuan pengelolaan ekosistem
- Karakterisasi sekumpulan ikan dan zooplankton untuk studi ekosistem dan Estimasi ikan dan zooplankton biomas untuk perikanan dan tujuan pengelolaan ekosistem.
Hydro-acustic
Hydro-acoustic
merupakan suatu teknologi pendeteksian bawah air dengan menggunakan perangkat akustik
(acoustic instrument), beberapa antara lain: ECHOSOUNDER, FISHFINDER, dan
SONAR. Teknologi ini menggunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian.
Sebagaimana diketahui bahwa kecepatan suara di air adalah 1.500 m/detik,
sedangkan kecepatan suara di udara hanya 340 m/detik, sehingga teknologi ini
sangat efektif untuk deteksi di bawah air. Beberapa langkah dasar pendeteksian
bawah air adalah adanya transmitter yang menghasilkan listrik dengan frekwensi
tertentu. Kemudian disalurkan ke transducer yang akan mengubah energi listrik
menjadi suara, kemudian suara tersebut dalam berbentuk pulsa suara dipancarkan
(biasanya dengan satuan ping).
Suara
yang dipancarkan tersebut akan mengenai obyek (target), kemudian suara itu akan
dipantulkan kembali oleh obyek (dalam bentuk echo) dan diterima kembali oleh
alat transducer. Echo tersebut diubah kembali menjadi energi listrik; lalu
diteruskan ke receiver dan oleh mekanisme yang cukup rumit hingga terjadi
pemprosesan dengan menggunakan echo signal processor dan echo integrator.
Pemrosesan
didukung oleh peralatan lainnya; komputer; GPS (Global Positioning System),
Colour Printer, software program dan kompas. Hasil akhir berupa data siap
diinterpretasikan untuk bermacam-macam kegunaan yang diinginkan. Bila dibandingkan
dengan metode lainnya dalam hal estimasi atau pendugaan, teknologi hydro-
acoustic memiliki kelebihan, antara lain. Informasi pada areal yang dideteksi
dapat diperoleh secara cepat (real time). Dan secara langsung di wilayah
deteksi (in situ).
Kelebihan
lain adalah tidak perlu bergantung pada data statistik. Serta tidak berbahaya
atau merusak objek yang diteliti (friendly), karena pendeteksian dilakukan dari
jarak jauh dengan menggunakan suara (underwater sound). Menurut MacLennan and
Simmonds (1992) hasil estimasi populasi adalah nilai absolut. Hydro-acoustic
dapat digunakan dalam mengukur dan menganalisa hampir semua yang terdapat di
kolom dan dasar air, aplikasi teknologi ini untuk berbagai keperluan antara
lain adalah; eksplorasi bahan tambang, minyak dan energi dasar laut (seismic
survey), deteksi lokasi bangkai kapal (shipwreck location), estimasi biota
laut, mengukur laju proses sedimentasi (sedimentation velocity), mengukur arus
dalam kolom perairan (internal wave), mengukur kecepatan arus (current speed),
mengukur kekeruhan perairan (turbidity) dan kontur dasar laut (bottom contour).
Saat
ini hydro-acoustic memiliki peran yang sangat besar dalam sektor kelautan dan
perikanan, salah satunya adalah dalam pendugaan sumberdaya ikan (fish stock
assessment). Teknologi hydro-acoustic dengan perangkat echosounder dapat
memberikan informasi yang detail mengenai kelimpahan ikan, kepadatan ikan
sebaran ikan, posisi kedalaman renang, ukuran dan panjang ikan, orientasi dan
kecepatan renang ikan serta variasi migrasi diurnal-noktural ikan. Saat ini
instrumen akustik berkembang semakin signifikan, dengan dikembangkannya varian
yang lebih maju, yaitu Multibeam dan Omnidirectional. Perangkat Echosounder
memiliki berbagai macam tipe, yaitu single beam, dual beam.
Metode
hydro-acoustic merupakan suatu usaha untuk memperoleh informasi tentang obyek
di bawah air dengan cara pemancaran gelombang suara dan mempelajari echo yang
dipantulkan. Dalam pendeteksian ikan digunakan sistem hidroakustik yang
memancarkan sinyal akustik secara vertikal, biasa disebut echo sounder atau
fish finder (Burczynski, 1986). Penggunaan metode hydro-acoustic mempunyai
beberapa kelebihan, diantaranya :
- Berkecepatan tinggi,
- Estimasi stok ikan secara langsung dan wilayah yang luas dan dapat memonitor pergerakan ikan,
- Akurasi tinggi tidak berbahaya dan merusak sumberdaya ikan dan lingkungan, karena frekwensi suara yang digunakan tidak membahayakan bagi si pemakai alat maupun obyek yang disurvei.
Macam akustik
Akustik pasif merupakan suatu aksi mendengarkan gelombang suara yang
datang dari berbagai objek pada kolom perairan, biasanya suara yang diterima
pada frekuensi tertentu ataupun frekuensi yang spesifik untuk berbagai
analisis. Pasif akustik dapat digunakan untuk mendengarkan ledakan bawah
air (seismic), gempa bumi, letusan gunung berapi, suara yang dihasilkan
oleh ikan dan hewan lainnya, aktivitas kapal-kapal ataupun sebagai peralatan
untuk mendeteksi kondisi di bawah air (hidroakustik untuk mendeteksi ikan).
Akustik aktif memiliki arti yaitu dapat mengukur j arak dari objek
yang dideteksi dan ukuran relatifnya dengan menghasilkan pulsa suara dan
mengukur waktu tempuh dari pulsa tersebut sejak dipancarkan sampai diterima
kembali oleh alat serta dihitung berapa amplitudo yang kembali. Akustik aktif
memakai prinsip dasar SONAR untuk pengukuran bawah air. Akustik aktif
seperti split-beam system dapat mendeteksi organisme yang
berukuran kecil (contoh:krill), dengan tanpa batasan ukuran. Posisi dari ikan
dapat dideteksi secara akurat dengan menggunakan split beam system,
dapat juga digunakan untuk menghitung target strength, kecepatan jelajah serta
arah pergerakan dari suatu objek. Dengan perkembangan zaman yang
begitu pesat, ilmu akustik juga berkembang sejalan dengan kebutuhan
manusia. Arah penelitian dari akustik aktif termasuk penemuan multibeam,
multi-frekuensi, dan “high frequency imaging system”
Manfaat akustik
- Dapat mengetahui daerah diduga mempunyai kelimpahan/kepadatan ikan yang tinggi.
- Memberikan Informasi kepada Nelayan setempat sekaligus mengevaluasi kinerja unit penangkapan yang digunakan sehingga dapat dihasilkan hasil tangkapan yang optimum.
- Memberikan informasi kepada pelayaran agar terhindar dari bahaya-bahaya kapal kandas dikarenakan dangkalnya suatu perairan.
- Dapat mempermudah unit penelitian laut beserta sumberdaya laut tersebut.
Copy ya ka :*
BalasHapus